Gorontalo, mimoza.tv – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo kembali meningkat pada tahun 2025. Namun, di balik angka yang tampak menggembirakan itu, masih tersisa pertanyaan: apakah kesejahteraan masyarakat benar-benar bergerak searah dengan kenaikan statistik?
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti, dalam rilis resmi yang disampaikan Rabu (5/11/2025), menyebutkan bahwa seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan, terutama pada dimensi standar hidup layak.
“Umur harapan hidup bayi yang lahir pada tahun 2025 mencapai 71,06 tahun, meningkat 0,33 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya,” jelas Dwi.
Sementara itu, pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun meningkat dari 13,17 tahun menjadi 13,18 tahun, atau naik 0,01 tahun. Rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk berusia 25 tahun ke atas juga naik dari 8,29 tahun menjadi 8,38 tahun, meningkat 0,09 tahun dibandingkan 2024.
Peningkatan paling signifikan terjadi pada dimensi standar hidup layak. BPS mencatat, rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun (yang disesuaikan) meningkat sebesar 398 ribu rupiah, atau tumbuh 3,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski angka tersebut menunjukkan kemajuan, realitas di lapangan sering kali menampilkan cerita yang berbeda. Kenaikan pengeluaran bisa jadi bukan karena meningkatnya daya beli, melainkan karena naiknya harga kebutuhan dasar.
Capaian IPM 2025 patut diapresiasi sebagai hasil kerja bersama seluruh elemen pembangunan di daerah. Namun demikian, peningkatan indeks ini seharusnya tidak hanya berhenti pada catatan statistik, melainkan juga harus benar-benar dirasakan dalam keseharian masyarakat — terutama dalam hal pemerataan akses pendidikan, kesehatan, dan penghidupan yang layak.
Penulis: Lukman.



