Jumat, Oktober 3, 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV

Kampung Nelayan Merah Putih di Gorontalo: Antara Harapan Besar dan Risiko Proyek Mercusuar

by Lukman Polimengo
Oktober 1, 2025
Reading Time: 3 mins read
55 3
A A
0
Munirah Farida Tuli, S.Pi., M.Si.

Munirah Farida Tuli, S.Pi., M.Si.

Share on FacebookShare on WhatsappShare On Twitter

Gorontalo, mimoza.tv – Pemerintah pusat tengah menggeber Program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) sebagai salah satu prioritas pembangunan pesisir. Lewat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 55/2025 yang diteken 3 September lalu, ditetapkan 65 lokasi tahap pertama dengan target rampung Desember 2025. Anggaran jumbo disiapkan: Rp22 miliar per kampung atau total Rp2,2 triliun yang bersumber dari APBN tambahan.

Ambisi besar ini jelas menghadirkan harapan baru bagi masyarakat nelayan. Namun, fakta di lapangan mengisyaratkan bahwa urusan KNMP tidak hanya soal beton dan dermaga, tetapi juga tata kelola, kapasitas lokal, hingga dinamika sosial-politik di daerah penerima.

Program Strategis Presiden, Instruksi Langsung ke Daerah

Baca juga

Lapas Pohuwato Punya Nakhoda Baru, Fahmi Rezatya Suratman Resmi Dilantik

PG Gorontalo Bongkar Inkonsistensi Harga Tebu dan Kekeliruan Data Ditjenbun

Seriusnya pemerintah pusat ditegaskan lewat surat Dirjen Perikanan Tangkap KKP, Lotharia Latif, Nomor B.729/MEN-DJPT/PI.420/IX/2025 tertanggal 30 September 2025. Surat itu menyebut KNMP sebagai program prioritas Presiden yang sejalan dengan Asta Cita II dan VI: meningkatkan kesejahteraan nelayan dan menciptakan lapangan kerja.

Surat itu tidak hanya ditujukan ke kepala daerah, melainkan juga ke Forkopimda lengkap—mulai Gubernur, DPRD, Kapolda, Kajati hingga Pangdam di 25 provinsi dan 60 kabupaten/kota. Salah satunya adalah Kelurahan Leato Selatan, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo.

Polemik di Kota Gorontalo

Alih-alih berjalan mulus, justru di Gorontalo program ini menuai polemik. Sejak diumumkan, KNMP di Leato Selatan memunculkan protes warga dan tarik-ulur dengan Pemerintah Kota Gorontalo. Persoalan utamanya terletak pada penentuan lahan dan pengelolaan aset. Perdebatan yang sempat viral di media sosial itu menunjukkan bahwa program prioritas bisa tersandera oleh tarik-menarik kepentingan lokal jika komunikasi awal tidak dibangun dengan baik.

Akademisi: “Rawan Jadi Proyek Mercusuar”

Pandangan kritis datang dari Munirah Farida Tuli, S.Pi., M.Si, dosen Fakultas Kelautan UNG sekaligus kandidat doktor Universitas Hasanuddin. Ia menilai konsep KNMP menjanjikan, tetapi rawan jadi “proyek mercusuar” jika aspek tata kelola diabaikan.

“KNMP cenderung menitikberatkan fisik—dermaga, pabrik es, cold storage. Tapi bagaimana pengelolaannya setelah selesai? Tanpa skema bisnis, kontrak pembeli, pengelola profesional, dan aftercare anggaran, bangunan itu hanya akan jadi monumen dingin,” ujarnya.

Munirah menekankan, keberhasilan program tidak boleh diukur hanya dari selesainya bangunan, tetapi dari berjalannya sistem yang benar-benar meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Kapasitas Lokal dan Risiko Konflik

Ia mengingatkan bahwa dengan target cepat di 65 lokasi, kapasitas lokal sering tak siap. Konstruksi mungkin rampung, tapi pengoperasian butuh SDM, prosedur, jaringan pemasok, hingga pencatatan stok.

Kendala lain ada di kelembagaan. Banyak desa pesisir sudah punya BUMDes atau koperasi. Kehadiran entitas baru “Koperasi Merah Putih” tanpa pembagian peran jelas bisa memicu rebutan aset dan kewenangan. Idealnya, program ini harus bermitra dengan lembaga lokal lewat perjanjian transparan.

Risiko Ekologis

Selain aspek sosial, Munirah juga mengingatkan risiko ekologis. Mengejar produksi tanpa rencana pengelolaan stok bisa berujung pada tekanan berlebihan terhadap sumber daya laut, degradasi habitat, bahkan konflik alat tangkap antar nelayan.

“Indikator keberhasilan seharusnya tidak berhenti pada volume atau transaksi, tetapi juga mencakup keberlanjutan ekologi dan kesejahteraan nelayan,” tegasnya.

90 Hari Pertama Penentu

Menurut Munirah, 90 hari pertama sejak penetapan lokasi sangat krusial. Masa itu harus dipakai untuk menyiapkan SOP, SDM, hingga kontrak pembeli sebelum fisik selesai. “Kalau fondasi legal, teknis, dan keuangan tidak kokoh sejak awal, masalah akan terbawa sampai proyek selesai,” jelasnya.

Ia juga mengusulkan pemerintah menyiapkan prosedur pembagian kewenangan yang jelas, dana pasca proyek untuk teknisi dan pelatihan manajer fasilitas, serta merilis dashboard publik berisi progres fisik, nilai kontrak, pemakaian fasilitas, dan keluhan warga.

Potensi Besar, Risiko Nyata

KNMP berpotensi menjadi tonggak penguatan ekonomi biru di desa pesisir. Namun tanpa transparansi bisnis, kontrak pasar yang pasti, dukungan operasional, dan tata kelola partisipatif, ia bisa terjebak jadi contoh ide baik yang gagal dijalankan.

Polemik di Kota Gorontalo adalah alarm dini bahwa program beranggaran triliunan rupiah ini bisa sukses—atau sekadar jadi proyek mercusuar.

Berita Terkait

Fahmi Rezatya Suratman

Lapas Pohuwato Punya Nakhoda Baru, Fahmi Rezatya Suratman Resmi Dilantik

Oktober 2, 2025
General Manager PG Gorontalo, Ir. Mbantu Karo-Karo.

PG Gorontalo Bongkar Inkonsistensi Harga Tebu dan Kekeliruan Data Ditjenbun

Oktober 2, 2025
Rapat yang mempertemukan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, PT Pabrik Gula (PG) Gorontalo, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), dan jajaran Forkopimda Provinsi Gorontalo di Rumah Jabatan Gubernur, Kamis (2/10/2025). Foto: Lukman/mimoza.tv.

Polemik Harga Tebu, PG Gorontalo Soroti Inkonsistensi dan Kekeliruan Data: “Kami Dirugikan”

Oktober 2, 2025

Rumah di Atas Lahan 613 m² di Gorontalo Utara Dilelang Mulai Rp114 Juta

Ruko Strategis di Kabupaten Gorontalo Dilelang, Limit Rp3 Miliar

IKM RSUD Aloei Saboe Capai Kategori “Sangat Baik”, CV. Digi Valey Catat Aspek Layanan yang Perlu Dibenahi

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer

© 2025 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Index Berita
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
  • Opini
  • Sosial Budaya
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Kabar Kampus
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Lingkungan
    • Musik
    • Olahraga
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Sekitar Kita
    • Unik
No Result
View All Result

© 2025 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Go to mobile version