Rabu, Mei 14, 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV

Pengamat yang Tak Paham Substansi, Hanya Pelihara Kedunguan

by Lukman Polimengo
Mei 14, 2025
Reading Time: 2 mins read
55 0
A A
0
Share on FacebookShare on WhatsappShare On Twitter

Oleh: Sindu Abdul Aziz

Di tengah gempita demokrasi lokal yang semakin riuh dengan opini dan komentar, hadirlah sebuah tulisan berjudul “Kesesatan Berpikir Jubir Wali Kota Gorontalo” oleh Lion Hidjun. Sebuah karya yang tampaknya ditulis dengan penuh semangat, meski sayangnya tanpa ditemani oleh kedalaman substansi maupun data yang seharusnya menjadi sahabat akrab seorang “pengamat.”

Tulisan tersebut, bukannya memperkaya ruang diskusi publik, malah menjelma jadi etalase opini yang kosong isi namun nyaring bunyinya. Jika ini adalah bentuk “pengamatan”, maka tampaknya teropong yang dipakai bukan milik ilmuwan, tapi senter rusak yang baterainya habis.

Baca juga

Eks Napiter dan Target Pantau Belum Tersentuh Bantuan Sosial, FKPT Dorong Pemerintah Buat Peta Jalan Inklusif

Sidang Perdana Tiga Tersangka Korupsi Proyek Kanal Tanggidaa Bakal Dimulai

Jurubicara Wali Kota Gorontalo, dalam klarifikasinya, sudah menyampaikan dengan gamblang bahwa realisasi PAD Kota Gorontalo di Triwulan I 2025 yang sebesar 18,16 persen bukanlah fenomena tunggal atau tanda kiamat fiskal. Bahkan data resmi dari Kementerian Dalam Negeri menunjukkan banyak kota lain di republik ini—termasuk yang lebih besar dan lebih tua—mengalami capaian PAD yang lebih rendah.

Namun bagi Lion, tampaknya angka hanyalah ornamen. Data hanyalah pelengkap cerpen. Dan kritik, alih-alih berbasis riset, malah jadi wahana pelepas dendam intelektual.

Ia menuduh pemerintah melakukan “defleksi,” padahal tulisan beliau sendiri justru berputar-putar seperti komidi putar yang kehilangan sumbu tengah. Yang dikritik adalah angka, tapi yang dipersoalkan adalah gaya bahasa. Yang dipermasalahkan adalah realisasi fiskal, tapi yang diserang adalah juru bicara. Seperti membeli buku ekonomi, tapi berharap isinya novel roman.

Jika Lion benar pengamat, maka patut ditanyakan: di mana analisanya? Di mana datanya? Apa variabel perbandingannya? Jangan-jangan yang diamati bukan kondisi fiskal, tapi kolom komentar media sosial.

Dan tentu, sebagai pengamat, ada satu nasihat sederhana yang mungkin bisa direnungkan: “Jangan mengukur kaki sendiri dengan sepatu orang lain, tidak akan cocok.” Sebab menilai kinerja anggaran hanya dari sudut pandang pribadi, tanpa mempertimbangkan beban administratif, regulasi fiskal, dan dinamika pusat-daerah, adalah seperti menilai ikan dari cara memanjat pohon.

Sikap pemerintah tidak antikritik. Justru, pemerintah Kota Gorontalo membuka ruang seluas-luasnya untuk diskusi terbuka, transparan, dan berbasis fakta. Tapi tentu, diskusi butuh kesetaraan nalar, bukan hanya kecepatan mengetik opini tanpa cek silang.

Tulisan Lion bukan kritik, tapi lelucon yang dibungkus serius. Bukan pengamatan, tapi pernyataan yang kesepian dari data. Maka wajarlah jika publik bertanya: apakah ini pengamat sungguhan, atau hanya komentator dadakan yang merindukan panggung?

Karena kritik yang baik ibarat kopi pahit: kuat, tajam, tapi tetap menyegarkan. Sedangkan opini yang tak berbasis data hanyalah air gula basi—manis di awal, mual di akhir.

Berita Terkait

Eks Napiter dan Target Pantau Belum Tersentuh Bantuan Sosial, FKPT Dorong Pemerintah Buat Peta Jalan Inklusif

Mei 14, 2025

Sidang Perdana Tiga Tersangka Korupsi Proyek Kanal Tanggidaa Bakal Dimulai

Mei 13, 2025

RBH Rachmat Gobel Gelar Pelatihan Manajemen Law Firm untuk Mahasiswa Hukum

Mei 13, 2025

Opini dari Kamar Kosong: Keras Bunyi, Kosong Isi

Realisasi PAD Masih Rendah, Ini Enam Faktor Penghambat Versi Badan Keuangan Kota Gorontalo

13 Tahun Tinggalkan Jabatan, Adhan Dambea Soroti Ketertinggalan Pembangunan Kota Gorontalo

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer

© 2025 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Index Berita
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
  • Opini
  • Sosial Budaya
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Kabar Kampus
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Lingkungan
    • Musik
    • Olahraga
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Sekitar Kita
    • Unik
No Result
View All Result

© 2025 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Go to mobile version