Gorontalo, mimoza.tv – Kinerja sektor pertanian di Provinsi Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Hal itu tercermin dalam rilis Buku Laporan Perekonomian Provinsi Gorontalo yang diterbitkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Gorontalo pada Februari 2025.
Dalam laporan tersebut, Bank Indonesia mencatat bahwa kinerja Lapangan Usaha (LU) Pertanian tumbuh lebih tinggi pada triwulan IV 2024, seiring peningkatan produksi jagung berdasarkan prakiraan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS).
“Produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen pada triwulan IV 2024 tercatat tumbuh signifikan, yakni sebesar 151,04 persen secara tahunan (yoy) atau setara dengan 108,88 ribu ton,” ungkap BI Gorontalo dalam laporannya.
Namun, pertumbuhan tersebut tidak sepenuhnya solid karena tertahan oleh penurunan produksi padi. Dalam KSA BPS, produksi padi pada periode yang sama justru diperkirakan menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pada triwulan IV 2024, produksi padi hanya mencapai 30,82 ribu ton GKG, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh rendahnya hasil panen pada bulan November dan Desember, yang dipengaruhi oleh perubahan pola cuaca,” tulis laporan BI Gorontalo.
Sementara itu, grafik yang ditampilkan dalam buku laporan tersebut menunjukkan tren menarik pada sisi pembiayaan. Kredit untuk sektor pertanian sempat tumbuh positif pada 2022 hingga awal 2023, namun mengalami penurunan tajam sejak triwulan IV 2023. Penurunan tertinggi tercatat pada triwulan III 2024 dengan kontraksi hingga -30,07 persen (yoy).
Meski demikian, optimisme tetap ada. BI Gorontalo mencatat bahwa tren kredit pertanian mulai menunjukkan perbaikan menjelang akhir 2024.
“Pemulihan ini menjadi sinyal positif untuk mendorong aktivitas pertanian ke depan, walaupun tekanan masih terlihat dari sisi pembiayaan,” ujar pihak BI.
Di sisi lain, subsektor perikanan juga memberikan kontribusi yang belum maksimal. Berdasarkan data, pertumbuhan perikanan tangkap di Gorontalo hanya mencapai 1,51 persen (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Secara keseluruhan, data grafik menunjukkan bahwa meski kinerja PDRB pertanian tumbuh 5,68 persen, pembiayaan kredit yang menyusut dalam masih menjadi tantangan yang harus diantisipasi oleh pemangku kebijakan di sektor ini.
Penulis: Lukman.