Gorontalo, mimoza.tv – Nama Prof. Eduart Wolok mendominasi perolehan suara pada penyampaian visi, misi, dan program kerja penjaringan bakal calon Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Periode 2023 – 2027, yang digelar di Hotel TC Damhil UNG, Selasa (25/7/2023).
Nama Eduart mengungguli tiga kandidat lainnya masing-masing, Prof. Raflin Hinelo yang mendapat suara 3 suara, Prof. Sardi Salim sebanyak 2 suara, dan Prof. Weny J.A Musa sebanyak 1 suara.
Dihadapan awak media, Ketua Senat, Prof. Rauf A. Hatu, sebelum tahapan pemilihan calon rektor oleh senat, kegiatan itu diawali dengan penyampaian visi, dan misi dari para bakal calon. Sesuai aturan, para kandidat itu diambi dari urutan huruf abjad.
“Bakal calon ini kita ambil dari abjat. Saya garisbawahi bukan karena pak Eduart itu rektor. Tetapi karena nama beliau dari huruf E, yang selanjutnya Raflin, Sardi, dan terakhir adalah Weni. Setelah penyampaian visi misi, kemudian kita akan ke tahap penyaringan dari empat calon menjadi tiga calon,” ucap Rauf.
Dalam penyampaian visi dan misi para calon, yang berhak melakukan pendalaman itu hanya ada dua, yakni dari kementerian dan senat.
“Pemilihan ini sebenarnya adalah pestanya kementerian. Senat itu hanya memberikan pertimbangan. Karena keputusan akhir itu ada di kementerian dan bukan di senat. Karena senat itu sifatnya hanya memberikan pertimbangan, yang mana menyampaikan 3 calon ke kementerian, dan selanjutnya kementerian lah yang akan menentukan,” ujarnya.
Lanjut Rauf, setelah tiga nama ini didapat, kemudian nama-nama para calon bersama visi dan misi itu akan di bawa ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Setelah membaca visi misi dari para calon, selanjutnya kementerian akan melakukan pendalaman, dan akan memilih siapa yang akan menjadi rektor UNG. Karena pihak kementerian ini punya hak suara sebanyak 35 persen untuk menentukan siapa yang akan terpilih,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama juga Plt. Sekretaris Ditjen Diktiristek, Tjitjik Srie Tjahjandarie menyampaika apresiasi kepada Ketua, Sekretaris Senat, dan Ketua Panitia yang telah bekerja maksimal dalam pemilihan rektor UNG.
Kata Tjitjik, biasanya kementerian itu selalu degdegag bila di Sulawesi ada suksesi pemilihan rektor. Namun Alhamdulillah untuk proses pemilihan yang di UNG ini berjalan dengan sangat kondusif, dinamis, dan semua sifatnya adalah konstruktif.
“Ini yang perlu kami apresiasi terkait dengan penyelenggaraan tahapan pemilihan Rektor UNG,” ucap Tjitjik.
Setelah ke tiga nama calon bersama visi dan misinya di kirim, selanjutnya kementerian akan melakukan wawancara, pendalaman, terutama memverifikasi visi dan misi, termasuk komitmen dalam menyelenggarakan pendidikan yang ada di UNG. Termasuk juga dengan kebijakan-kebijakan yang akan diambil serta keselarasannya dengan pemerintah pusat.
“Jadi ini adalah proses demokrasi untuk pemilihan academic leader yang orientasinya adalah regular yang terjadi pada setiap perguruan tinggi, sehingga tidak perlu ada unsur-unsur politis didalamnya. Untuk proses ini saya acungkan dua jempol untuk UNG,” imbuhnya.
Penulis : Lukman.