Minggu, Juni 26, 2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer
27 °c
Gorontalo
26 ° Sab
25 ° Ming
24 ° Sen
24 ° Sel
  • Login
  • Register
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Nasional
    • Peristiwa
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
    • Fokus Pilkada
    • DPRD
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Nasional
    • Peristiwa
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
    • Fokus Pilkada
    • DPRD
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV

Praktik Toleransi di Gorontalo

by Lukman Polimengo
Desember 26, 2019
Reading Time: 5min read
246 10
0
Share on FacebookShare on WhatsappShare On Twitter

Oleh: Funco Tanipu

Dalam seminggu terakhir, wacana soal toleransi banyak diperdebatkan. Mulai dari soal ucapan hari raya, hingga bagaimana sebaiknya toleransi dipraktikkan.

Di Gorontalo sendiri, soal toleransi bukan hal baru. Praktik toleransi di Gorontalo telah berurat dan berakar, serta memiliki catatan sejarah yang lama.

Baca juga

Pasca di Rusak Sekelompok Orang, Kemenag Minut Setujui Pembangunan Masjid Al Hidayah

Marten : Masyarakat Harus Bijak Menyikapi Isu Memecah Belah Umat.

Di Gorontalo, toleransi bukan wacana “impor”. Toleransi di Gorontalo bersumber dari kebiasaan dan laku spiritual lokal.

Dalam sejarah toleransi, belum pernah ada sejarah pembantaian yang berbasis agama. Memang pernah ada kejadian sentimen keagamaan di tahun 1992, yakni protes warga terkait kekeliruan oknum yang menggunakan kertas fotocopy yang bertuliskan ayat al Qur’an untuk membungkus sesuatu di tokonya. Namun, itu hanya terkait dengan oknum, bukan sikap kolektif.

Selain itu, praktik toleransi berjalan normal dan bahkan hidup. Terlihat di desa-desa yang memiliki banyak penduduk non muslim seperti Londoun, Karangetan, Kaaruyan, Banuroja dan banyak desa-desa yang memiliki keragaman, tidak ada praktik intoleransi yang terjadi seperti di daerah lain.

Kehidupan antar agama di desa-desa tersebut terbukti bisa berjalan secara normal selama puluhan tahun. Agama-agama berdampingan tanpa ada sentimen yang berlebihan.

Apa yang menyebabkan praktik toleransi di Gorontalo berkembang dan terus bertahan?

Salah satunya karena faktor pengetahuan lokal mengenai keadilan, penghormatan, penghargaan yang mengikat dan menjadi basis perilaku.

Intoleransi biasanya lahir dari ketidakadilan dalam distribusi ekonomi, hal ini terjadi di Gorontalo juga. Ada distribusi keadilan dalam ekonomi yang dipraktikkan selama ratusan tahun.

Warga non muslim tetap beroleh hak sesuai dengan kerjanya. Tidak ada sentimen negatif dalam distribusi ekonomi.

Di Gorontalo ada prinsip Tayade yang menjadi basis distribusi ekonomi. Tayade bekerja dengan prinsip olohiyo butuhiyo (siapa yang bekerja, maka dia yang kenyang/cukup). Tayade adalah semangat berbagi, berkeadilan dan keikhlasan.

Dalam bermasyarakat, semangat Tayade sangat terawat. Misalnya jika ada hajatan satu keluarga, maka keluarga yang lain biasa mendapat hadiah makanan. Begitu juga dalam praktik pertanian dan perkebunan, semangat berbagi itu dipraktikkan.

Secara lebih makro, toleransi di Gorontalo berbasis pada prinsip tolopani. Tolopani adalah kearifan lokal pada penghargaan kepada sesama umat manusia. Tolopani adalah semangat untuk saling menghargai, memuliakan sesama manusia tanpa membedakan identitas masing-masing.

Di Gorontalo, dalam praktik politik, walaupun Islam adalah agama mayoritas, tapi memberi ruang politik pada politisi beragama lain tetap ada. Dalam banyak even politik, banyak anggota legislatif terpilih dari non muslim.

Kenapa praktik toleransi di Gorontalo beroperasi secara aktif? Sebab, di era kolonial hingga pasca kolonial, warga Gorontalo banyak belajar soal ketidakadilan yang dipertontonkan kolonial.

Dulu, kolonial membedakan secara tegas relasi Gorontalo versus Minahasa. Belanda memisahkan hal ini dengan menggunakan agama sebagai batas pemisah. Dalam banyak catatan statistik, jumlah sekolah di Gorontalo yang dibangun kolonial lebih banyak di Minahasa dibandingkan Gorontalo. Begitu pula dengan pelajar yang dikirim ke Jawa untuk sekolah lanjut, lebih banyak Minahasa dibandikan Gorontalo. Termasuk penempatan elit politik dan distribusi ekonomi.

Dalam beberapa waktu, perbedaan itu memang sempat menjadi “narasi kebencian” antar etnis dan agama, namun katup kebencian itu tidak meletup karena prinsip tolopani di Gorontalo. Tolopani yang kental dengan “memaklumi” dan “pemakluman” menjadi semangat dasar bagi warga Gorontalo untuk mencari jalan dan celah agar narasi kebencian itu tidak meruncing.

Jalan pemisahan secara administratif lalu menjadi kanal menurunkan tensi yang menjurus pada praktik intoleransi. Awal tahun 2000 an, Gorontalo menjadi Provinsi. Narasi intoleransi pun disetop.

Pasca itu, setelah Gorontalo menjadi Provinsi, tak ada dendam maupun kebencian. Yang ada hanyalah penghargaan dan penghormatan. Tidak ada darah yang menetes, atau minimal perusakan rumah ibadah. Semua berjalan secara harmonis.

Pertanyaan yang lebih lanjut adalah sampai kapan toleransi ini bekerja dan dipraktikkan? Pada batas mana toleransi bisa dijalankan? Apa yang bisa mengganggu toleransi di Gorontalo?

Syarat toleransi yakni penghargaan. Tanpa itu toleransi akan menurun kadarnya. Kebencian akan meruncing dan bisa dimobilisasi oleh isu identitas jika ketentuan soal distribusi ekonomi dan politik tidak bisa diatur secara lebih adil.

Biasanya, narasi soal kebencian akan muncul jika ada hak-hak ekonomi kelompok mayoritas yang dipreteli. Ada juga isu kelakuan negatif oknum minoritas yang kemudian dilabeli jadi perilaku kolektif. Hal ini biasa yang mulai memperuncing kebencian personal menjadi kemarahan kolektif.

Yang perlu diatur adalah soal penguasaan secara monopoli basis industri dan alat-alat produksi. Biasanya, monopoli pada basis industri dan alat-alat produksi jika tidak disertai oleh distribusi yang adil dan penghargaan, malah akan membawa pada kondisi yang mempertajam persaingan.

Semangat untuk memperebutkan basis industri dan alat produksi perlu diatur secata lebib harmonis, agar tidak ada yang terlalu “serakah” dalam pengelolaan, apalagi hanya mementingkan ras dan agama tertentu.

Jika penghargaan pada batas, insting dan penguasaan bisa dikelola dengan baik, maka toleransi bisa bekerja secara jangka panjang.

Pada saat sekarang, memang mulai terlihat ada upaya saling menguasai dan mendominisi basis industri dan alat produksi, hal ini bisa berbahaya jika tidak berbasis pada prinsip keadilan. Hal ini yang akan mulai menjadi bibit kebencian dan mengarah pada provokasi anti A dan pro B.

Makanya, indeks kerukunan umat beragama yang dirilis oleh Kementrian Agama kurang fair dan perlu ditelaah secara metodologis jika menempatkan Gorontalo berada pada peringkat 19 di antara seluruh Provinsi di Indonesia. Sebab, praktik keberagaman di Gorontalo terbukti memang harmonis, memiliki basis pengetahuan yang dalam dan memiliki ciri khas yang unik dibandingkan dengan Provinsi lain yang “peringkatnya” berada di atas Gorontalo.

Praktek toleransi di Gorontalo meruntuhkan teori umum yang dianut bahwa intoleransi itu lebih banyak terjadi di daerah yang homogen, dan toleransi lebih banyak terjadi di daerah yang heterogen. Hal itu terbantahkan dengan sejarah toleransi di Gorontalo yang homogen.

Gorontalo yang homogen malah mempraktikkan nilai-nilai toleransi yang berbasis pada kearifan lokal yang kuat. Bukan pada wacana toleransi yang sumber pengetahuannya berbasis pada kultur dan pengetahuan dari daerah dan negara yang sebelumnya dilanda pertikaian dan mengalami praktik intoleransi.

Toleransi di Gorontalo bersumber dari pengetahuan lokal yang berbasis spiritual, yang memang mengharuskan keadilan, kesetaraan dan keikhlasan menjadi pilar penting dalam kehidupan.

Tags: toleransi

Berita Terkait

Pasca di Rusak Sekelompok Orang, Kemenag Minut Setujui Pembangunan Masjid Al Hidayah

Pasca di Rusak Sekelompok Orang, Kemenag Minut Setujui Pembangunan Masjid Al Hidayah

Januari 31, 2020
Marten : Masyarakat Harus Bijak Menyikapi Isu Memecah Belah Umat.

Marten : Masyarakat Harus Bijak Menyikapi Isu Memecah Belah Umat.

Januari 31, 2020

Kecam Aksi Perusakan Mushola di Tumaluntung, KKK-Go Ajak Kawanua Tebar Kebaikan

Januari 30, 2020

Toleransi di Sulut Tercoreng, Sekelompok Orang Rusak Mushola di Minahasa Utara

Januari 30, 2020

Kerja Sama Dengan Pemkab Pohuwato, UNG Tetapkan Desa Banuroja Jadi Desa Pancasila

Januari 17, 2020

Kemenag Provinsi Gorontalo Himbau Warga Tetap Jaga Toleransi Antar Umat Beragama

Desember 23, 2016
Next Post
Digelar Dua Hari Berturut – turut, HUT 25 Indosiar Bertabur Bintang

Digelar Dua Hari Berturut - turut, HUT 25 Indosiar Bertabur Bintang

Rekomendasi

Sidang Pencemaran Nama Baik, Adhan : Saksi Satu dan Dua Tidak Berkesesuaian, Saksi Tiga Normatif
Hukum & Kriminal

Sidang Pencemaran Nama Baik, Adhan : Saksi Satu dan Dua Tidak Berkesesuaian, Saksi Tiga Normatif

by Lukman Polimengo
Juni 8, 2022
0

Gorontalo, mimoza.tv  -  Sidang kasus dugaan pencemaran nama baik dengan terdakwa Anggota DPRD Provinsi Gorontalo dilanjutkan kembali di Pengadilan Negeri...

Read more

Terungkap 20 Admin FX Family, Ada Yang Setor Uang ke Rinto Nilainya Puluhan Miliar

Sidang Kasus Pencemaran Nama Baik Berlanjut, Kali ini Saksinya Wartawan

Tiga Tahun Terakhir, Kasus Kekerasan di Bone Bolango Meningkat, Santo : Terbanyak Korbanya Anak-anak

Gelar Musda ke III, DPD PTGMI Gorontalo Siap Menuju Transformasi Digital

Social Media

POPULAR POST

  • Baru Dua Pekan Menjabat, Kajari Kota Gorontalo Tetapkan Tersangka Korupsi Proyek di RS Aloei Saboe

    Jalani Sidang Perdana, Anak Mendiang Wali Kota Gorontalo Dengarkan Dakwaan

    172 shares
    Share 69 Tweet 43
  • Bakal Lakukan Pembelaan Secara Profesional, Spandi Pakaya : Yakin Klien Kami Tidak Bersalah

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Investasi Enel Green Power, OJK : Sebaiknya Hati-hati dan Segera Lapor ke Polisi

    821 shares
    Share 328 Tweet 205
  • Melawan Saat Diamankan, Pemuda Yang Diduga Terlibat Curanmor ini Dapat Hadiah Timah Panas

    141 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Gorontalo Kapoda Baru, LBH Limboto : Semoga Bisa Usut Tuntas Investasi Bodong

    119 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Harga Cabai di Gorontalo Kian Pedas, Per Hari ini Tembus Rp 90 Ribu Per Kilogram

    117 shares
    Share 47 Tweet 29
  • Dugaan Korupsi BUMD  PT Global Gorontalo Gemilang Naik Status, Sejumlah Pihak Siap-siap “Dapa Pangge”

    109 shares
    Share 44 Tweet 27
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer

© 2022 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

  • Login
  • Sign Up
  • Index Berita
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Nasional
    • Peristiwa
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Politik
    • Fokus Pilkada
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
  • Opini
  • Sosial Budaya
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Kabar Kampus
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Lingkungan
    • Musik
    • Olahraga
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Sekitar Kita
    • Unik
No Result
View All Result

© 2022 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In