Selasa, Juli 1, 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV

Privasi Sudah Tidak Perawan Lagi: Refleksi Tentang Luka yang Viral dan Empati yang Menyusut

by Lukman Polimengo
Mei 15, 2025
Reading Time: 4 mins read
58 3
A A
0
Share on FacebookShare on WhatsappShare On Twitter

šŸ”¹ ā€œKetika Luka Jadi Tontonan: TikTok, Privasi, dan Krisis Empati Kitaā€
šŸ”¹ ā€œCurhat Digital: Menyembuhkan Diri atau Menjual Luka?ā€
šŸ”¹ ā€œViral Tapi Hampa: Privasi yang Terbuka, Luka yang Tak Kunjung Sembuhā€

Oleh: Redaksi

Di sebuah pagi yang riuh oleh notifikasi, seorang ibu muda menangis di depan kamera TikTok. Di caption tertulis: ā€œDia selingkuh waktu aku lagi hamil.ā€ Video itu viral. Ratusan ribu orang menyukai, puluhan ribu lainnya ikut menambahkan ā€œpendapatā€ mereka. Sebagian memberi dukungan, sebagian lain menyalahkan, sisanya hanya lewat—mencari drama baru di FYP.

Baca juga

Sidang Kasus Kanal Tanggidaa, Terungkap Perbedaan Harga Aramco yang Jadi Sorotan

Ahli Kejaksaan Tak Baca Perda APBD, Sebut Bantuan Masjid Adalah Perbuatan Baik

Inilah lanskap baru dari krisis yang pelan-pelan menjalar ke cara kita berempati dan menjaga martabat personal: era ketika luka tak lagi disembuhkan di ruang privat, tapi dipamerkan di ruang publik.

TikTok dan Algoritma yang Tak Punya Nurani

Kita tidak bisa menyalahkan TikTok sepenuhnya. Ia hanyalah panggung. Namun algoritma yang menggerakkannya dirancang untuk satu tujuan: membuat kita terus menonton. Emosi yang intens—marah, sedih, syok, dendam—adalah konten yang paling ā€œmenggigitā€.

ā€œAlgoritma tidak mengenalmu. Ia hanya tahu, video sedihmu membuat orang lain berhenti scroll.ā€

Dalam logika algoritma, video permintaan maaf yang tenang akan selalu kalah dari video pertengkaran pasangan yang meledak-ledak. Cerita introspeksi akan tersisih oleh sindiran pedas berseri. Di sinilah kita mulai kehilangan empati, dan menggantinya dengan reaksi impulsif bernama komentar.

Empati sejati butuh konteks. Tapi algoritma hanya menampilkan potongan cerita, bukan keseluruhan kisah.

Mencari Validasi, Bukan Solusi

Tidak sedikit orang yang memilih membuka luka pribadinya di TikTok justru karena merasa tak didengar di dunia nyata. Kamera depan jadi saksi paling setia. Komentar dari netizen asing terasa lebih menguatkan ketimbang pasangan sendiri.

ā€œCurhat yang menyembuhkan adalah yang ditujukan ke orang yang mendengar, bukan ke publik yang menilai.ā€

Fenomena ini bukan tanpa akar. Validasi publik terasa instan. Tidak perlu bicara panjang. Cukup ekspresif, tulis caption, pasang musik latar. Dan dalam beberapa menit, respons akan berdatangan.

Namun, apa yang terlihat menguatkan di awal, sering kali memperpanjang luka di akhir. Ketika konflik dibawa ke ruang digital, penyelesaiannya pun bergantung pada opini liar ribuan orang—yang tidak tahu persis siapa yang tidur di sebelah kita tiap malam.

Curhat yang Menyembuhkan dan yang Merusak

Dalam dunia psikologi, curhat (venting) bisa menjadi bentuk pelepasan emosi yang sehat. Tapi hanya jika dilakukan dengan tujuan refleksi dan pada orang yang tepat.

Ketika curhat dilakukan di media sosial:

Dalam kondisi emosi mentah,

Tanpa penyaringan,

Dan melibatkan pihak ketiga tanpa izin,

maka potensi kerusakan justru lebih besar daripada manfaatnya.

Media sosial bisa jadi panggung edukasi. Tapi jika yang ditampilkan adalah luka yang belum selesai, maka itu bukan edukasi—itu pelarian.

Risiko Jangka Panjang: Bukan Sekadar Viral

Perlu diingat, jejak digital tidak mengenal ā€œlupaā€.
Masalah rumah tangga yang ditayangkan hari ini bisa kembali menghantui anak-anak kita lima atau sepuluh tahun ke depan. Video-video yang kita buat dalam kondisi terluka, bisa disalahgunakan atau dipelintir di masa mendatang.

Yang lebih memprihatinkan: banyak dari mereka yang tampil di depan kamera sebenarnya sedang meminta tolong—tapi audiensnya bukan tenaga profesional, melainkan publik yang haus tontonan.

Saatnya Mendidik Diri tentang Etika Digital

Sebagai masyarakat digital, kita perlu mulai menginternalisasi etika berikut:

Pisahkan antara ekspresi dan eksposur. Tidak semua yang kita rasakan harus dipublikasikan.

Tunda unggahan saat sedang marah atau terluka. Reaksi saat emosi jarang berujung solusi.

Lindungi pihak ketiga dalam cerita kita. Pasangan, anak, atau mertua bukan tokoh publik. Jangan jadikan mereka korban konten.

ā€œKita lebih sering membuka hati di depan kamera, padahal yang perlu kita ajak bicara justru ada di sebelah kita.ā€

Cari pertolongan profesional jika memungkinkan. Konseling tidak hanya untuk orang ā€˜gila’. Tapi untuk yang ingin tetap waras di tengah dunia yang riuh.

Penutup: Jangan Asing di Rumah Sendiri

Di era ini, kita sering lebih cepat menjelaskan perasaan kita ke netizen daripada ke pasangan sendiri.
Kita terlalu sering berdialog dengan followers, tapi lupa berdiskusi dengan orang rumah.

TikTok bukan musuh. Tapi ia bukan tempat terbaik untuk menyelesaikan luka. Karena yang bisa menyembuhkan hati, bukan komentar terbanyak, tapi keberanian menghadapi kenyataan—dengan tenang, bijak, dan utuh.

Jaga privasimu seperti kau menjaga kehormatan. Karena sekali ia dibuka tanpa kendali, tak semua bisa ditutup kembali.

Catatan Redaksi: Artikel ini ditulis sebagai bentuk edukasi dan refleksi bersama tentang dinamika penggunaan media sosial dan kesehatan mental. Setiap orang punya hak untuk didengar—tapi juga punya tanggung jawab menjaga batas agar empati dan etika tak ikut hilang.

Sumber: 10 Contoh Etika Digital untuk Diterapkan Sehari-Hari Mengapa Netizen Suka Julid dan Mengomentari Hidup Orang Lain di Media Sosial? Pencemaran Nama Baik Melalui Sosial Media

Berita Terkait

Sidang Kasus Kanal Tanggidaa, Terungkap Perbedaan Harga Aramco yang Jadi Sorotan

Juli 1, 2025

Ahli Kejaksaan Tak Baca Perda APBD, Sebut Bantuan Masjid Adalah Perbuatan Baik

Juni 30, 2025

RS Aloe Saboe Tetap Tipe B, RS Dunda Terancam Turun Kelas

Juni 30, 2025

Rakhmatiyah Deu Resmi Nahkodai WIA Bone Bolango, Pelantikan Pengurus WIA se-Gorontalo Penuh Khidmat

Gandakan Kunci, Pemuda di Kota Barat Gasak Motor Teman Sendiri

Zohran Mamdani Selangkah Lagi Jadi Muslim Pertama Pimpin New York

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer

Ā© 2025 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Index Berita
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
  • Opini
  • Sosial Budaya
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Kabar Kampus
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Lingkungan
    • Musik
    • Olahraga
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Sekitar Kita
    • Unik
No Result
View All Result

Ā© 2025 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Go to mobile version