Sabtu, Juni 25, 2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer
27 °c
Gorontalo
26 ° Sab
25 ° Ming
24 ° Sen
24 ° Sel
  • Login
  • Register
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Nasional
    • Peristiwa
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
    • Fokus Pilkada
    • DPRD
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Nasional
    • Peristiwa
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
    • Fokus Pilkada
    • DPRD
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV

‘Swasembada Pangan Kau Kejar, Banjir Impor Ku Dapat’

by Lukman Polimengo
Februari 16, 2019
Reading Time: 4min read
109 2
0
Share on FacebookShare on WhatsappShare On Twitter

Kedaulatan pangan menjadi satu dari sembilan program prioritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)yang tertuang dalam Nawacita. Pada awal kepemimpinannya, ia menargetkan kedaulatan pangan lewat swasembada bisa terlaksana dalam tiga tahun.
Jauh panggang dari api. Alih-alih swasembada pangan, komoditas pangan impor malah membanjiri Indonesia. Beras, misalnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2014, impor beras tembus 844 ribu ton. Setahun setelah pemerintahan berjalan, impor beras naik tipis 861 ribu ton. 

Kemudian, pemerintah kembali mengimpor beras sebanyak 1,28 juta ton pada 2016, dan sempat turun menjadi hanya 305 ribu ton pada 2017. Tahun lalu, impor beras kembali meroket hampir mencapai tujuh kali lipat tahun sebelumnya menjadi 2,25 juta ton. 

Namun, jangan pikir impor beras tersebut berjalan mulus. Kebijakan impor ini pun sempat menjadi polemik. Silang pendapat terjadi antar pembantu Jokowi. Kementerian Pertanian, misalnya, kekeh dengan kondisi surplus beras sebanyak 12,61 juta ton pada 2018. Meski, kenyataannya, harga beras terus menanjak, baik di tingkat grosir maupun eceran. 
Kondisi ini membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang bertanggung jawab langsung atas stabilitas harga mulai gerah. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai perlu tambahan impor beras guna menstabilkan harga. Kisruh ini ikut menyeret Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau akrab disapa Buwas. 

Buwas yang baru menjabat sebagai Dirut Perum Bulog pada April 2018 tersebut bersikeras bahwa gudang Perum Bulog sudah dipenuhi oleh cadangan beras yang mencapai 2,4 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk beras impor yang masuk pada Oktober 2018 sebesar 400 ribu ton, sehingga total stok beras di gudang Bulog menjadi 2,8 juta ton.

“Itu di gudang Menteri Perdagangan. Sudah komitmen kan, kantornya siap dijadikan gudang ya sudah,” ucap Buwas pada Oktober lalu. 
Seteru itu mengharuskan Wakil Presiden Jusuf Kalla turun tangan. Pada Oktober 2018, pemerintah akhirnya mengumumkan pemuktahiran data produksi beras nasional melalui metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang dikembangkan bersama Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). 
Caranya, dengan pemindaian satelit dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk kemudian diolah Badan Informasi Geospasial (BIG). 
Hasilnya, terdapat perbedaan sangat kentara antara data BPS dengan Kementan. Data BPS menyebut produksi beras nasional hingga akhir tahun lalu cuma 32,42 juta ton, jauh dari prediksi Kementan yang sebanyak 46,5 juta ton. 
Selain perbedaan produksi, data konsumsi beras yang diungkap dua lembaga itu juga terpaut jauh. Data BPS melansir konsumsi beras mencapai 29,5 juta ton. Sedangkan, Kementan menyebut konsumsi beras sebanyak 33,89 juta ton. 
Walhasil, surplusnya pun berbeda. Versi BPS, surplus hanya 2,85 juta ton, sedangkan Kementan memproyeksi surplus mencapai 12,61 juta ton. “Angka produksi beras sejak 1997 sampai dengan sekarang itu terjadi produksi yang bertambah terus. Padahal, lahan (tanam) sawah berkurang 1,5 persen per tahun dan penduduk bertambah,” ujar Jusuf Kalla saat itu. 
Komoditas lain yang juga diimpor, yaitu gula. Impor gula dilakukan setiap tahun, diikuti dengan penambahan jumlah impor gula. Tahun 2014, impor gula tercatat 2,96 juta ton. Sementara, akhir tahun lalu, angkanya sudah mencapai 5,02 juta ton. 
Impor gula ini pun tak terbebas dari kritik. Apalagi, Gula Kristal Rafinasi (GKR) bocor ke pasar, sehingga berakibat pada produksi petani yang tak terserap sempurna.

Selain itu, komoditas garam industri juga diimpor setiap tahun. Tahun 2014 impor garam terpantau sebesar 2,26 juta ton. Sempat ditekan pada 2015 menjadi 1,86 juta ton. Namun, kembali melonjak pada 2016 menjadi 2,14 juta ton. Impor garam kembali bertambah menjadi 2,55 juta ton pada 2017 dan sebesar 2,83 juta ton pada 2018. 

Baca juga

Warga Minta Jadi Gubernur Lagi, Rusli Habibie Malah Dukung Jokowi 3 Periode

Libatkan Stake Holder Tangani Pandemi, Marten Dapat Apresiasi Dari Jokowi

Kurang Koordinasi
Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menuturkan kurangnya koordinasi antara Kementerian dan Lembaga (K/L) adalah pangkal gagalnya swasembada pangan. Rendahnya koordinasi tersebut terlihat pada permasalahan impor beras. 
Said menilai jika antar K/L terkait memiliki integrasi kuat, maka ada peluang untuk memangkas impor komoditas pangan. 
“Sepertinya ego sektoral masih sangat kuat. Menurut saya, kalau kita punya cita-cita daulat pangan dan mengurangi impor, seharusnya menjadi satu langkah antar kementerian, sehingga tidak lagi saling menisbikan yang lain,” katanya, seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.

Minimnya koordinasi tersebut, lanjut Said, juga dipicu perbedaan data bahan pangan antar K/L. Dari data yang salah, lahirlah kebijakan tak tepat sasaran. Oleh karena itu, Said sangat mendukung langkah pemerintah untuk membenahi data pangan sekaligus menjadikannya satu pintu di BPS, layaknya data beras.

“Salah satu terobosan yang perlu kita pikirkan adalah sinkronisasi data oleh BPS. Sebab, menjadi aneh ketika ada klaim produksi naik, tetapi pada saat yang sama impor dilakukan,” imbuh dia.

Pengamat pertanian dan pangan yang juga anggota Pokja Dewan Ketahanan Pangan Khudori menuturkan kondisi geografis Indonesia, di mana daratannya sebagian besar hutan menjadi tantangan untuk mewujudkan swasembada pangan. 
Ia mengungkapkan hanya sekitar 23-24 juta hektare (ha) lahan yang bisa ditanami komoditas pangan. Oleh sebab itu, komoditas yang dipilih sebagai target swasembada pangan seharusnya dipilih secara prioritas. 
“Dengan kondisi seperti itu pemerintah harus pintar dan selektif betul mana yang jadi prioritas. Jadi, tidak seperti saat ini, pemerintah pusat tidak perlu menetapkan banyak prioritas nasional,” paparnya. 
Dengan keterbatasan lahan tersebut pemerintah hendaknya mengembangkan terobosan teknologi. Namun, Presiden Jokowi tidak banyak melakukan terobosan teknologi pertanian. 
Tidak kalah penting, kata Khudori, swasembada pangan hendaknya ditujukan untuk kesejahteraan petani. Sebab, petani adalah penggerak kedaulatan pangan. Ambil contoh, petani tebu yang merugi selama tiga tahun lantaran pemerintah tak juga mengevaluasi harga biaya pokok produksi (BPP) gula. 
Kepala negara baru menyatakan bakal mengevaluasi harga tersebut belum lama ini ketika bertemu langsung dengan petani tebu. Padahal, mereka sudah harus menanggung kerugian selama tiga tahun terakhir. 
“Kalau mereka terus rugi mereka akan beralih kepada tanaman lain. Kalau mereka mengganti tanaman yang diproduksi, maka terjadi penurunan pada salah satu komoditas pangan,” terang dia. 
Ia juga menekankan agar pemerintah kembali menyusun tata kelola impor. Menurutnya, impor hendaknya didasarkan pada kebutuhan riil, terutama pada empat komoditas pangan strategis, yaitu gula, garam, beras, dan daging.

Memang, saat ini keputusan impor telah melalui persetujuan rapat koordinasi untuk mengantongi persetujuan kementerian teknis. Namun, setelah izin impor dikantongi, sebaiknya masuknya barang impor juga tepat waktu.

“Kecenderungan dalam empat tahun terakhir impor tidak terkendali malah cenderung obral impor. Jadi impor sepertinya semaunya, sehingga dampaknya keempat komoditas ini kan diusahakan petani domestik jadi yang terpukul adalah petani dalam negeri,” tukas Khudori.*

Berita ini sudah tayang di cnnindonesia.com

Tags: Beras ImporBULOGDebat Capresimpor berasJOKOWI

Berita Terkait

Warga Minta Jadi Gubernur Lagi, Rusli Habibie Malah Dukung Jokowi 3 Periode

Warga Minta Jadi Gubernur Lagi, Rusli Habibie Malah Dukung Jokowi 3 Periode

April 10, 2022
Libatkan Stake Holder Tangani Pandemi, Marten Dapat Apresiasi Dari Jokowi

Libatkan Stake Holder Tangani Pandemi, Marten Dapat Apresiasi Dari Jokowi

Februari 14, 2021

IDC 2020 Akan Dibuka Presiden Jokowi

Desember 12, 2020

Soal Undang-Undang CILAKA, Elnino ke Jokowi: Presiden Harus Pertimbangkan Besarnya Arus Penolakan

Oktober 9, 2020

Buat Pelanggan Listrik, Berikut Cara Ambil Token Gratis dari Jokowi

April 3, 2020

8 Himbauan AMSI Terkait Pemberitaan Wabah Corona

Maret 3, 2020
Next Post
Menyoal Kegemaran Jokowi Baca Komik Doraemon dan Shinchan

Menyoal Kegemaran Jokowi Baca Komik Doraemon dan Shinchan

Rekomendasi

Melawan Saat Diamankan, Pemuda Yang Diduga Terlibat Curanmor ini Dapat Hadiah Timah Panas
Hukum & Kriminal

Melawan Saat Diamankan, Pemuda Yang Diduga Terlibat Curanmor ini Dapat Hadiah Timah Panas

by Lukman Polimengo
Juni 22, 2022
0

Gorontalo, mimoza.tv – Dua pemuda masing-masing HW alias Gery (38) asal Kecamatan Kinamang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulaweesi Utara dan KM...

Read more

5 Saksi di Sidang Pencemaran Nama Baik, Adhan : Kasihan, Mereka Cuma Korban dan Tidak Tau Apa-apa

Bakal Lakukan Pembelaan Secara Profesional, Spandi Pakaya : Yakin Klien Kami Tidak Bersalah

Sejumlah Bang Napi Jalani Tes Urin, Kasdin : Apapun Hasilnya , Kita Buka ke Publik

Pecah Tangis Korban dan Pelaku di Rumah Restorative Justice “Mohutato” Kejari Bone Bolango

Social Media

POPULAR POST

  • Baru Dua Pekan Menjabat, Kajari Kota Gorontalo Tetapkan Tersangka Korupsi Proyek di RS Aloei Saboe

    Jalani Sidang Perdana, Anak Mendiang Wali Kota Gorontalo Dengarkan Dakwaan

    171 shares
    Share 68 Tweet 43
  • Bakal Lakukan Pembelaan Secara Profesional, Spandi Pakaya : Yakin Klien Kami Tidak Bersalah

    143 shares
    Share 57 Tweet 36
  • Melawan Saat Diamankan, Pemuda Yang Diduga Terlibat Curanmor ini Dapat Hadiah Timah Panas

    139 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Investasi Enel Green Power, OJK : Sebaiknya Hati-hati dan Segera Lapor ke Polisi

    790 shares
    Share 316 Tweet 198
  • Gorontalo Kapoda Baru, LBH Limboto : Semoga Bisa Usut Tuntas Investasi Bodong

    118 shares
    Share 47 Tweet 30
  • Harga Cabai di Gorontalo Kian Pedas, Per Hari ini Tembus Rp 90 Ribu Per Kilogram

    116 shares
    Share 46 Tweet 29
  • Kasus Dugaan Korupsi Proyek Septik Tank, Mantan Kadis Perkim Pohuwato Resmi Kenakan Rompi Merah

    211 shares
    Share 84 Tweet 53
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer

© 2022 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

  • Login
  • Sign Up
  • Index Berita
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Nasional
    • Peristiwa
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Politik
    • Fokus Pilkada
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
  • Opini
  • Sosial Budaya
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Kabar Kampus
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Lingkungan
    • Musik
    • Olahraga
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Sekitar Kita
    • Unik
No Result
View All Result

© 2022 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In