Gorontalo, mimoza.tv – Pasca terkuaknya praktek penyeludupan batu hitam pada akhir bulan Agustus 2021 lalu, UA, salah satu warga di Dusun 2, Desa Poowo, kecamatan Kabila mengaku, jika pekarangan rumahnya pernah dijadikan tempat menumpuk batu hitam. Bahkan dirinya mengaku jika rumah kediamannyaitu pernah didatangi oleh warga negara asing (WNA).
“Waktu itu bulan Deseber 2020. Ada sekitar 5 orang datang melihat keberadaan batu yang dititip dipekarangan rumah saya, termasuk WNA itu. Awalnya orang itu saya ajak bicara. Tapi sekian lama saya bicara, WNA ini hanya cuek saja. Kemudian ada penerjemah yang menyampaikan ke saya bahwa mereka tidak tau bahasa yang lain. Hanya bahasa Cina saja,” ucap UA diwawancarai Sabtu (4/9/2021) lalu.
UA mengaku, jika kedatangan WNA ke kediamannya itu memang hanya untuk melihat tumpukan batu hitam, tanpa bicara sepatah kata.
“Mereka hanya datang begitu saja melihat-lihat batu. Sebagai tuan rumah kan wajar saya bertanya kepada yang datang. Karena awalnya saya tidak tau mereka orang Cina, saya pikir mereka cuek. Bahkan waktu itu saya sempat memaki dalam hati lantaran di cuekin itu,” imbuhnya.
Dirinya juga mengaku, kala itu dirinya juga dijanjikan sejumlah uamg oleh seseorang bernama Pak Bara. Uang itu kata dia sebagai sewa pekarangan yang hingga hari ini tidak dibayarkan.
“Kata mereka batu hitam ini milik Pak Bara. Nanti dia yang bayar, dimana 1 kontainer itu harganya Rp.500 ribu.Tapi sampai sekarang tidak di bayarkan. Jangankan itu, batang hidung Pak Bara itu sampai saat ini saya tidak tau kalau yang mana,” tandasnya.
Sebelumnya, polemik batu hitam ini terkuak pada akhir bulan Agustus 2021. Saat itu ada ratusan karung berisi batu asal Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango ini dipasangi garis polisi. Kejadian ini juga bertepatan dengan digagalkannya 2 kontainer dengan nomor seri TEGU 700254 (0) dan TEGU 295135) milik Temas Line yang diduga berisi batu oleh KSOP Gorontalo.
Padahal pada awal bulan yang sama juga, Forkopimda Bone Bolango sepakat untuk mengkentikan aktivitas penambangan batu tersebut. Bahkan Bupati Bone Bolango, Hamim Pou kala itu tegas dan berharap semua batu hitam dari bumi Bone Bolango melalui prosedur resmi.(red)