Gorontalo, mimoza.tv – Pihak Bank Indonesia (BI) perwakilan Gorontalo memberikan alasan, terkait masih sedikit dan terbatasnya peredaran uang baru tahun emisi 2016 di Gorontalo saat ini. Salah satu alasanya adalah BI perwakilan Gorontalo belum memiliki fungsi sistem pembayaran.
Sejak diterbitkannya uang baru tahun emisi 2016 pada Desember silam, hingga saat ini publik masih bertanya tanya, terkait peredaran uang baru tersebut dimasyarakat yang jumlahnya masih sedikit dan terbatas, tidak terkecuali di Gorontalo.
Menanggapi hal tersebut, pihak Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo menuturkan ada 2 alasan pokok yang menjadi penyebab peredaran uanag baru tersebut masih sedikit. Menurut Suryono, Kepala Perwakilan BI Gorontalo, pihaknya saat ini belum memiliki fungsi sistem pembayaran, sehingga kebutuhan uang untuk Gorontalo masih dipenuhi oleh Perwakilan BI yang ada di Sulawesi Utara. Hal tersebut menyebabkan Bank Indonesia Gorontalo belum bisa mendapatkan uang baru untuk kebutuhan masyarakat.
“Kebutuhan uang di Gorontalo hingga kini masih dipenuhi oleh Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Utara, melalui kas titipan di Bank Mandiri. Hal ini disebabkan karena BI perwakilan Gorontalo belum memiliki sistem fungsi pembayaran sendiri,” kata Suryono.
Ia juga menambahkan, alasan pokok yang kedua adalah uang baru tahun emisi 2016 ini, hanya dicetak sebanyak 8 sampai 10 trilyun di tahun 2017 ini, dan jumlah ini harus dibagi ke seluruh Indonesia. “Pembagian peredaran uang ini memerlukan distribusi uang yang proporsional, dan yang paling banyak di Jawa dan Sumatera, karena ekonomi disana lebih besar,” lanjutnya.
Menurut suryono, pencetakan uang di tahap pertama ini hanya sebesar 8 sampai 10 trilyun, karena harus menyenyusaikan dengan kemampuan Perusahan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri), yang menjadi satu-satunya perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk mencetak uang negara.
“Kemampuan mereka (Peruri) ya hanya segitu untuk satu tahun, jadi Bank Indonesia menyesuaikan dengan kemampuan mereka dalam mencetak uang, sehingga untuk tahap pertama ini hanya di cetak sebanyak 8 sampai 10 trilyun, dan ini menyebabkan peredaran uang masih terbatas,” kata Suryono menegaskan.
Suryono juga mengatakan, peredaran uang baru yang masih sedikit di masyarakat, tidak ada kaitannya dengan isu-isu yang saat ini marak beredar di masyarakat, saat peluncuran uang baru tahun emisi 2016, pada pertengahan Desember silam.