Gorontalo, mimoza.tv – Kepala Kantor Wilayah (Kanwil)Ditjen perbendaharaan( DJPb) Provinsi Gorontalo, Adnan Wimbyarto, menyampaikan, di tingkat regional Gorontalo kinerja APBN sampai dengan Maret 2024 pada sisi pendapatan negara mencapai Rp296,83 miliar atau terealisasi 23,74 persen dari target. Hal itu disampaikannya saat menggelar media Briefing APBN Lo Hulonthalo, yang digelar di Aula Huyula Kanwin DJPb Provinsi Gorontalo, Senin (29/4/2024).
Ia mengatakan, capaian tersebut tumbuh sebesar 11,45 persen (yoy). Sementara itu dari sisi belanja, telah terealisasi Rp2.697,69 miliar atau 21,15 persen dari pagu tahun 2024.
Kata Adnan, capaian realisasi ini naik 23,68 persen (yoy), dimana total belanja tersebut terdiri atas realisasi belanja KL sebesar Rp1.126,83 miliar dan TKD sebesar Rp1.570,85 miliar. Berdasarkan pendapatan dan belanja tersebut maka diperoleh defisit APBN di Gorontalo sebesar (Rp2.400,85).
“Hingga Maret 2024, penerimaan pajak dalam negeri di Provinsi Gorontalo tercapai sebesar Rp173,88 M atau mencapai 16,28 persen dari Target 2024. Sampai dengan Maret 2024, Penerimaan Pajak Dalam Negeri Gorontalo didominasi oleh komponen PPh sebesar Rp112,17 Miliar, diikuti oleh komponen PPN sebesar Rp54,48 Miliar, Pajak Lainnya sebesar Rp4,86 Miliar, komponen PBB sebesar Rp2,35 Miliar,” ujar Adnan.
Lanjut dia, jika disajikan per wilayah, maka penerimaan pajak tersebut didominasi oleh Kota Gorontalo yang menyumbang sebesar Rp88,814 miliar atau 51.08 persen. Kata dia, peningkatan tersebut disebabkan oleh penerapan aturan PMK 59 dan tarif PPN 11 persen.
Adnan mengatakan, berdasarkan sektornya, penerimaan yang berasal dari sektor Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib menjadi komponen terbesar dengan kontribusi 57,54 persen. Pertumbuhan terbesar terdapat pada sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin sebesar 137,15 persen atau sebesar 5 miliar serta kontraksi terjadi pada sektor konstruksi sebesar -313.96 persen (YoY), dan Industri Pengolahan sebesar –217.98 persen (YoY).
Hal ini kata dia, disebabkan oleh adanya restitusi. Penerimaan pajak perdagangan internasional di Provinsi Gorontalo sampai dengan Maret 2024 tercapai sebesar Rp13,135 Miliar yang berasal dari impor komoditas aspal, raw sugar, registrasi IMEI, dan dokumen SPTNP. Sebelumnya di Februari 2024, ekspor Provinsi Gorontalo mencapai Rp120,708 miliar yang komoditas ekspor sampai dengan 31 Maret 2024 ditopang oleh komoditas Cane Molasses in Bulk, Crude Coconut Oil, Fresh Coconut Milk, Frozen Coconut Cream, Frozen Coconut Juice, Frozen Coconut Water, Wood Pellet yang merupakan produk hasil pertanian.
Pada kesempatan itu juga, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Gorontalo, Dian Nugraha, dalam pemaparannya juga menyampaikan, Triwulan IV 2023, perekonomian Gorontalo tercatat tumbuh sebesar 4,92 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan Triwulan III 2023 sebesar 4,62 persen (yoy). Kata Dian Nugraha, pertumbuhan ekonomi Triwulanan Gorontalo dan Nasional (%, yoy) Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha. Namum disampaikannya, pertumbuhan ekonomi Gorontalo secara tahunan lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi kawasan Sulampua sebesar 6,80 persen (yoy) dan nasional sebesar 5,04 persen (yoy).
“Kinerja perekonomian pada Triwulan IV 2023 didorong pertumbuhan LU Perdagangan yang tumbuh sebesar 8,19 persen (yoy) yang tetap tumbuh tinggi meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya (Tw III-23: 8,23 persen;yoy) dan LU Konstruksi yang tumbuh sebesar 7,24 persen (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (Tw III-23: 6,96 persen ;yoy),” ujar Dian Nugraha.
Sambung dia, ditengah akselerasi pertumbuhan LU Perdagangan dan LU Konstruksi, sedangkan LU utama lainnya seperti seperti LU Pertanian tercatat melambat.
“Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun 2023 tercatat 4,50 persen (yoy), lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi Sulampua (6,53 persen yoy) dan Nasional sebesar 5,05 persen ; yoy,” tandasnya. (rls/luk)