Mimoza.tv – Suasana forum orientasi Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan yang digelar di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada Senin, 23 September 2024, berubah tegang ketika Tia Rahmania, anggota DPR RI terpilih dari Fraksi PDIP, melakukan interupsi tajam terhadap Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron. Dalam forum yang seharusnya fokus pada pengenalan konsep-konsep anti-korupsi, Tia dengan lantang mengkritik Ghufron di depan seluruh peserta.
Insiden terjadi saat Ghufron tengah memaparkan jenis-jenis korupsi, termasuk petty corruption, grand corruption, dan state capture corruption. Namun, sebelum pembahasan lebih lanjut, Tia yang merupakan caleg terpilih dari Dapil Banten I, langsung menginterupsi dengan nada keras, mengekspresikan rasa frustasinya.
“Saya memakai jaket berlogo KPK karena lembaga ini didirikan oleh presiden ke-5 kita, ketua umum kami. Tetapi Pak Ghufron, daripada bapak bicara teori seperti ini, lebih baik bapak bicara kondisi negara yang tidak baik-baik saja saat ini,” ujar Tia, seperti dilansir dari kanal YouTube Merdeka.com.
Tidak berhenti di situ, Tia juga mengungkit kasus pelanggaran etik yang sempat membelit Ghufron, di mana ia dinyatakan bersalah oleh Dewan Pengawas KPK karena menyalahgunakan pengaruhnya terkait mutasi seorang pegawai Kementerian Pertanian. Pegawai tersebut diketahui merupakan keluarga dekat Ghufron, yang menyebabkan dirinya dikenai sanksi teguran tertulis oleh Dewas KPK.
“Lebih baik bapak bicara soal kasus bapak sendiri, bagaimana bapak lolos dari Dewan Etik, dari PTUN, atau bagaimana rekomendasi bapak kepada ASN itu bisa lolos,” tantang Tia, yang kemudian menambahkan, “Korupsi itu intinya adalah etika dan moral, Pak.”
Pernyataan pedas Tia membuat suasana forum semakin memanas, hingga panitia akhirnya meminta Tia untuk menghormati forum tersebut. Ia pun menutup pernyataannya dengan nada tegas sebelum meninggalkan ruangan.
Sementara itu, Ghufron mengaku tidak merasa tersinggung oleh kritik yang dilontarkan Tia. Namun, ia memilih untuk tidak menanggapi langsung karena Tia sudah meninggalkan forum. “Saya akan jawab nanti, tapi kalau sudah keluar, ya tidak akan saya jawab,” ujar Ghufron merespons singkat.
Kasus pelanggaran etik yang menjerat Nurul Ghufron memang telah menimbulkan banyak kontroversi. Dewan Pengawas KPK sebelumnya memutuskan bahwa Ghufron bersalah menyalahgunakan pengaruh untuk kepentingan pribadi, dan dijatuhi sanksi teguran tertulis.
Ketegangan dalam forum ini menambah daftar panjang dinamika panas antara politisi dan lembaga anti-korupsi, sekaligus menjadi pengingat betapa sensitifnya isu etika dan moral di kalangan elite politik.
Penulis: Lukman