Gorontalo, mimoza.tv – Warga menilai, dua ivent musik yang digelar oleh KPU dan Bawaslu Provinsi Gorontalo adalah pemborosan anggaran. Dua ivent yang dimaksud warga itu adalah; Kick Off Sosialisasi Pilkada oleh KPU Provinsi Gorontalo di Stadion Merdeka, Kota Gorontalo, Rabu (18-9) dengan bintang tamu grup band Jamrud, serta ivent Gebyar Pengawasan Partisipatif Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Provinsi Gorontalo Tahun 2024 yang akan digelar oleh Bawaslu Provinsi Gorontalo pada Sabtu (12-10) nanti, dengan bintang tamu grup band Kotak.
Menurut Firmansyah Daud, kedua ivent itu tidak efektif dan justeru terkesan menghambur-hamburkan uang saja. Seharusnya, dana untuk kegiatan konser musik itu digunakan untuk hal-hal yang lebih krusial seperti pelatihan peningkatan pengawasan, dan peningkatan pemilih cerdas. Termasuk juga kata Dia, edukasi soal hoaks jelang Pilkada.
“Kalau konser musik itu apa faedahnya buat masyarakat? Ini kan tidak terlalu urgen. Seharusnya dana untuk hiburan-hiburan semacam itu dialihkan ke hal-hal yang lebih penting. Misalnya edukasi politik secara berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Firmansyah.
Selain itu dana-dana besar juga bisa dialihkan ke kegiatan, misalnya sosialisasi dan pengawasan terhadap kampanye hitam dan penyebaran hoaks.
“Di era digital seharang ini, penyebaran hoaks dan kampanye hitam sering mempengaruhi persepsi pemilih. Seharusnya Bawaslu tidak hanya mengawasi dan memberikan sanksi kepada pihak yang menyebarkan informasi palsu atau kampanye hitam. Tetapi mengedukasi masyarakat lewat sosialisasi atau pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Ini kan lebih efektif dari pada konser musik,” cetusnya.
Hal senada juga diungkapkan Aftiko Arsyad, salah satu warga berdomisili di Limboto. Menurutnya, kegiatan konser musik yang digelar baik oleh KPU maupun Bawaslu itu hanya hura-hura saja. Tidak ada efek yang baik untuk masyarakat.
“Sebaiknya kegiatan-kegiatan yang begini perlu dievaluasi. Jangan sampai hanya terkesan hura-hura dan jauh dari manfaat,” singkat Aftiko.
Penulis: Lukman.