Oleh : Nurhadi Taha, Relawan Palu Bangkit
Palu, mimozatv – Hari itu jelang sholat Magrib ribuan Orang berkumpul di pantai Talise sebuah tempat wisata yang menjadi kebangaan
Warga Sulteng, di sana ada acara pentas kebudayaan. Gemuruh ombak di pantai yang tadinya menjadi sebuah tontonan biasa kini menjadi lautan ketakutan kami jadi lari terbirit- birit di sebabkan karena BMKG Sulteng , mengumgumkan bahwa akan ada tsunami terjadi di palu di tambah dengan ada gempa yang terus bergetar dan merobohkan beberapa bangunan rumah kamipun beberapa sisihnya retak dan pagar rumahpun roboh ” saya saat itu di pantai talise ikut acara tiba – tiba ada pengumuman akan ada tsunami sayapun langsung bergegas menjemput kakak saya bersama sepupu yang masih kecil – Kecil untuk segera mengamankan diri ungkap Deden Bunai salah satu warga palu yang sempat berdiskusi dengan saya dan beberapa tim relawan gorontalo saat itu”.
Bencana Tsunami longsor dan Gempa yang di alami oleh ibukota sulteng ini, telah banyak di predikisi oleh beberapa ilmuan Geologi Universitas Tadulako, melalui kajian dan penelitian dan hal itupun telah di beritahukan kepada pemerintah setempat.
Ada beberapa relawan ekspedisi Palu Koro yang saat di petobo sedikit berdiskusi bersama saya bahwa kajian soal musibah ini telah di beritahu kepada Gubernur Sulteng Longki Djanggola dan pencegahan dini telah di lakukan namun Kuasa Allah Dua lokasi yang di telan Longsor dan Gempa Petobo , Balaroa juga pantai talise kena Dengan Tsunami sungguh musibah yang tentu membuat banyak orang kehilangan sanak saudaranya, Harta juga rintihan anak- anak yang menagis mencari kedua orang tuanya .
Di tengah duka ada orang yang mengungsi bahkan juga hengkang dari palu namun saya yakin dari beberapa perjalanan kami para tim relawan di palu ada banyak warga yang tetap bertahan di tengah musibah mereka tetap tegar untuk bertahan hidup walaupun saat ini gempa sedikit sedikit melanda palu tetapi mereka tetap kuat tak ingin meninggalkan palu karena palu sudah menjadi tanah kelahiran dan ada banyak memory yang tak pernah di lupakan.
Ada seorang ibu yang tetap berjualan, ada para PNS yang tetap masuk kantor juga ada beberapa warga yang bahu membahu saling gotong royong untuk memboyong beberapa sanak saudaranya yang telah mati di terjang tsunami di tengah tengah kesedihan itu ia tetap tegar untuk tetap harus tetap hidup walau tak ada satupun keluargannya dan juga rumahnya telah di telan longsor dan retak karena gempa.
Bencana memang menjadi duka bagi semua Namun hidup harus di lanjutkan palu yang porak poranda harus bangkit terus maju memperbaiki wajah yang terlanjur bopeng akibat di terjabg gempa dan Tsunami untuk itu palu dan sulteng membutuhkan kehadiran Warganya.
Palu Sulteng membutuhkan uluran tangan dari semua kita Rakyat indonesia donasi Kemanusiaan akan dapat meringankan beban mereka doa yang terus kirimkan akan sedikit dapat semangat dan ketegaran mereka untuk kembali bangkit dari duka yang mendalam.