Gorontalo, mimoza.tv – Danau Limboto merupakan salah satu danau dari 15 Danau di Indonesia yang di nyatakan kritis. Meskipun saat ini danau limboto masuk sebagai danau prioritas nasional sementara dalam penanganan terpadu oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, namun bagi Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomaligo, penyelamatan danau limboto harus benar-benar diseriusi oleh semua pihak . Sebab, selain berfungsi sebagai penyimpan cadangan air di musim kemarau, danau limboto juga berfungsi sebagai sumber mata pencaharian warga sekitar danau.
“Banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam upaya penyelamatan danau Limboto, salah satunya menggandeng berbagai pihak untuk membersihkan danau Limboto dari eceng Gondok,” ujar Cokro Katili selaku Kepala Bappeda Kabupaten Gorontalo.
Dirinya menuturkan, komitmen Bupati Nelson dalam penyelamatan danau limboto tersebut mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan Republik Indonesia pada rapat koordinasi penyelamatan danau di Indonesia, yang dirangkaikan dengan deklarasikan Penyelamatan Danau Prioritas Nasional, yang di gelar di kantor KLHK, kebon Nanas jalan DI. Panjaitan, Jakarta, Senin (25/03/2019).
Cokro menuturkan, Danau Limboto merupakan 15 danau Prioritas nasional sementara dalam penanganan terpadu baik oleh pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten.
“Bupati Gorontalo bersama 14 Gubernur dan Bupati yang mewakili danau prioritas di indonesia menyatakan 4 kesepakatan penyelamatan danau prioritas Nasional,” kata dia.
Dirinya menjelaskan, salah satu poin kesepakatan itu adalah, melaksanakan penyelamatan danau prioritas nasional dengan mengacu kepada rencana pengelolaan danau terpadu yang telah disusun bersama para pihak sejak tahun 2018.
Lanjut dia, poin berikutnya adalah, mengintegrasikan program dan kegiatan penyelamatan danau prioritas nasional yang tertuang dalam rencana pengelolaan danau terpadu kedalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Provinsi/Kabupaten, rencana strategi masing-masing perangkat daerah terkait dan rencana tata ruang wilayah.
Cokro menerangkan, Dalam rapat koordinasi tersebut juga membahas upaya penyelamatan yang telah dan sedang dilaksanakan serta kendala-kendala dalam pelaksanaannya.
Sementara pada rakor tersebut, Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, I.B. Putera Parthama mengatakan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 840 danau besar dan 735 danau kecil.
“Sebagian besar di antaranya sakit parah, dan menuju kehancuran permanen yang disebabkan oleh perilaku manusia terhadap danau yang semena-mena, baik secara kolektif melalui kebijakan, maupun secara individual dalam bentuk perilaku ignorant (ketidakpedulian)” Ungkap I.B. PUtera Prthama.
Karenanya dirinya dalam rapat pertemuan itu mengajak semua para pihak untuk menguatkan pengelolaan, memperhatikan setiap permasalahan pengelolaan danau sesuai tugas dan fungsi masing-masing, serta saling membagi dan mendukung.
“Karena danau adalah multifungsi. Berbagai sektor dan kepentingan memanfaatkannya, kita perlu mengelola danau secara bersama-sama, dan harus dilakukan secara seimbang,” Tutupnya.
Diketahui, 15 danau prioritas yang memiliki kondisi rusak atau terancam yang masuk dalam prioritas penyelamatan Nasional sementara dianataranya danau Toba, Singkarak, Maninjau, Kerinci, Rawadanau, Rawapening, Sentarum, Kaskade Mahakam (Semayang, Melintang, Jeumpang), Tondano, Poso, Matano, Tempe, Batur,Sentani dan danau Limboto.
Turut mendapingi Bupati Gorontalo pada rakor itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Syaiful Kiraman, Kepala Dinas Perikakan Bar Yahya dan Kepala Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata, Yusran Lapananda.(luk)