Minggu, Juli 6, 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
    • KABAR BHABINKAMTIBMAS
    • KABAR MILITER
  • Opini
  • Sekitar Kita
    • Gaya Hidup
      • Olahraga
      • Musik
      • KABAR NYIUR MELAMBAI
    • Pendidikan
      • Kabar Kampus
    • Kesehatan
      • Kuliner
    • Lingkungan
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Mimoza TV

Dunia Besar dan Dunia Kecil

by Redaksi
Agustus 23, 2021
Reading Time: 3 mins read
143 7
A A
0
Share on FacebookShare on WhatsappShare On Twitter

Oleh: Yanuardi Syukur

Apa yang terjadi di dunia global yang luas juga terjadi dalam dunia personal yang sempit. Perang dan damai misalnya, itu juga tidak hanya melanda negara atau blok negara-negara, tapi juga diri dan gabungan beberapa diri.

Kemenangan atas pertarungan tidak hanya terjadi setelah perjuangan fisik dan diplomatik antar kekuatan yang bertikai. Tapi juga terjadi dalam diri, antara si baik dan si buruk. Si baik cenderung ajak damai, tapi si buruk selalu ingin perang. Si baik senang rekonsiliasi, tapi si buruk mau tetap retaliasi.

Baca juga

Sidang Bansos Bone Bolango: Ahli Sebut Tak Ada Korupsi Jika Bantuan Diterima Utuh

Sidang Proyek Jalan Samaun Pulubuhu: Tak Terbukti Ada Aliran Uang Rp60 Juta

Konon, citra dunia ini dalam skala kecilnya ada dalam diri kita. Itulah kenapa harga nyawa seorang manusia itu sangat mahal. Nyawa dihargai paling tinggi, dan melenyapkan satu nyawa hampir sama dengan memusnahkan nyawa satu spesies manusia. Makna batinnya, kehidupan itu mulia dan semua orang harus memuliakannya.

Menjelang Idul Fitri misalnya, kita sering dengar kata kemenangan. Kata itu hanya muncul setelah melewati perjuangan. Dalam hal ini, perjuangan melawan hawa nafsu. Kemenangan di sini berarti hasil atas jerih payah, bahkan pengorbanan.

Seorang ayah bisa jadi tidak dikenal orang, tapi ketika melihat anaknya tumbuh bermakna, dia jadi bahagia. Pun ibu, yang mungkin berlinang air mata saat melihat anaknya ‘jadi orang.’ Entah itu tempat yang jauhkah, atau di tempat yang dekat, seorang ayah dan ibu–apalagi di usianya yang tidak muda lagi–sangat bangga atas anaknya yang bermakna dan ‘jadi orang’.

Si anak yang bermakna dan ‘jadi orang’ itu juga menjadi bukan dapat begitu saja. Dia dapat dari kerja keras, dari usaha lahir dan batin untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Setelah sekian kegagalan, dia yang tidak mau patah pun mendapatkan kemenangan. Seringnya, menang itu ‘selangkah lagi’ dari nafas-nafas perjuangan yang sudah terengah-engah.

Jadi, kalau kita lihat cerita kemenangan, kelompok atau personal, yakinlah bahwa di balik itu ada harga yang harus dibayar. Tak ada kemenangan yang gratis. Contoh lain, ingin anaknya bisa mengaji berarti orang tua harus investasikan waktu dan tenaga agar anaknya bisa mengaji. Bahkan, berpisah dengan anak yang tinggal di pondok pesantren adalah perjuangan demi masa depan.

Pakar parenting bilang, bercapai-capailah engkau ketika anakmu masih kecil, karena kalau tidak maka engkau akan teramat capai saat engkau telah tua. Ya, banyak orang tua yang capai, bahkan sangat melelahkan melihatnya anaknya yang dewasa tumbuh tidak sesuai kehendak. Ketika anak tidak bisa mengaji, atau minim ilmu agama, dia jadi sulit bertindak agamis ketika diperhadapkan pada situasi sulit.

Saya beberapa kali dengar ada anak yang ketika orang tuanya wafat di tidak bisa menjadi imam bagi orang tuanya. Bahkan, menjadi makmum juga dia tidak bisa. Bayangkan, di hari-hari terakhir orang tuanya, si anak hanya bisa menonton bagaimana orang tuanya disalatkan. Tragis tentu saja. Kalau tidak bisa jadi imam, setidaknya ikutlah dalam salat jenazah itu.

Hal-hal sedih seperti itu kadang membuat saya sedih. Sedih karena kasihan orang tuanya. Orang tua bekerja siang makan untuk anaknya tapi anaknya tidak bisa mengantarkan orang tuanya di hari terakhir. Bahkan, ada juga anak yang tidak bisa memimpin doa di pekuburan orang tuanya. Jadi, selama puluhan tahun hidup tidak adakah waktu barang satu-dua hari bagi anak itu untuk menghafal satu-dua surat pendek, atau doa?

Kembali kita pada dunia besar dan dunia kecil. Sebagai manusia, kita adalah anggota dalam dunia besar. Apa yang kita lakukan itu dilihat dan dinilai orang lain. Selain itu, kita juga hidup dalam dunia kecil, ya di situ ada mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki, dan kawan-kawannya.

Agama mengatakan, pada masa depan nanti ‘mulut akan terkunci dan tangan akan berbicara’. Itu berarti bahwa kehidupan dunia kecil kita juga harus diatur sebaik mungkin. Jangan egois, tubuh ini bukan datang tiba-tiba, ini ada hanya karena rahmat dan perkenan-Nya saja. Dan kehidupan kita di dunia besar maupun dunia kecil semuanya akan dipertanggungjawabkan..

Berita Terkait

Dua ahli hadir di Pengadilan Tipikor Gorontalo, menegaskan: “Bantuan sosial yang diterima utuh, bukan korupsi.” Sidang digelar Jumat (4/7/2025) dengan perhatian publik terus menguat. (Foto: mimoza.tv)

Sidang Bansos Bone Bolango: Ahli Sebut Tak Ada Korupsi Jika Bantuan Diterima Utuh

Juli 5, 2025
Suasana sidang lanjutan kasus dugaan korupsi proyek peningkatan Jalan Samaun Pulubuhu, Kabupaten Gorontalo, yang digelar di Pengadilan Tipikor dan PHI Gorontalo, Kamis (3/7/2025). Foto: Lukman/mimoza.tv.

Sidang Proyek Jalan Samaun Pulubuhu: Tak Terbukti Ada Aliran Uang Rp60 Juta

Juli 3, 2025
Suasana sidang lanjutan kasus dugaan korupsi proyek peningkatan Jalan Samaun Pulubuhu, Kabupaten Gorontalo, yang digelar di Pengadilan Tipikor dan PHI Gorontalo, Kamis (3/7/2025). Insert foto Yosep Ismail, SH dan Abdul Wahidin Tanaiyo, SH. Foto: Lukman/mimoza.tv.

Sidang Korupsi Jalan Samaun Pulubuhu: “Klien Kami Hanya Dipinjam Namanya”

Juli 3, 2025

BNNK Tes Urin Warga Lapas Pohuwato, Ada Apa Ya?

OJK Segera Terbitkan Izin, Muhammadiyah Bersiap Punya Bank Syariah Sendiri

Sidang Praperadilan GORR: Kejati Absen, Hakim Jadwalkan Pemanggilan Ulang

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Index
  • Disclaimer

© 2025 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Index Berita
  • Kabar Daerah
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo
    • Bone Bolango
    • Boalemo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
  • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Cek Fakta
  • Ekonomi
  • Politik
    • Partai
  • Hukum & Kriminal
  • Opini
  • Sosial Budaya
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Kabar Kampus
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Lingkungan
    • Musik
    • Olahraga
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Sekitar Kita
    • Unik
No Result
View All Result

© 2025 Mimoza TV - PT. Mimoza Multimedia Agus Salim St. 67 Gorontalo

Go to mobile version