Gorontalo, mimoza.tv – Dalam upaya memperkuat peran ekonomi syariah di Gorontalo, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo menggandeng Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) serta Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) untuk menggelar Kick Off Ekosistem Ekonomi Syariah Gorontalo. Acara ini berlangsung di Pondok Pesantren Hubulo, Kabupaten Bone Bolango, dan dihadiri oleh hampir 1.000 santri dari berbagai pesantren di daerah tersebut.
Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Bambang Satya Permana, menegaskan bahwa pembentukan ekosistem ekonomi syariah di Gorontalo merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kontribusi ekonomi syariah terhadap perekonomian daerah. “Ekonomi syariah memiliki prinsip universal seperti keadilan, gotong royong, kolaborasi, serta pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan ekosistem yang kuat, Gorontalo dapat memanfaatkan potensi ekonomi syariah secara optimal,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, terdapat tiga program utama yang menjadi fokus dalam ekosistem ini:
1. Program Ekonomi Keuangan Syariah Masuk Sekolah (POSKO) – Edukasi ekonomi syariah bagi pelajar dan santri.
2. Digitalisasi Pondok Pesantren – Mendorong penggunaan QRIS untuk transaksi di pesantren dan rumah ibadah.
3. Pengembangan Kantin Halal – Meningkatkan kesadaran halal di lingkungan pesantren dan madrasah.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara BI Gorontalo, KDEKS, Kanwil Kementerian Agama, serta HEBITREN Gorontalo.
Pesantren sebagai Motor Penggerak Ekonomi Syariah
Dipilihnya Pondok Pesantren Hubulo sebagai lokasi peluncuran bukan tanpa alasan. Pesantren diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi syariah di Gorontalo. “Ke depan, bahan ajar ekonomi keuangan syariah yang disusun bersama Kanwil Kemenag dan guru madrasah akan diperkuat dengan praktik kewirausahaan bagi santri,” kata Bambang. Dengan begitu, diharapkan lahir lebih banyak pengusaha muda berbasis ekonomi syariah dari kalangan pesantren.
Selain peluncuran ekosistem, BI juga memberikan edukasi kepada para santri tentang literasi ekonomi syariah, digitalisasi pembayaran dengan QRIS, serta pemahaman terhadap program Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara.
Bambang berharap sinergi ini akan terus berlanjut dengan keterlibatan berbagai pihak, termasuk perbankan syariah, perguruan tinggi, dunia usaha, BAZNAS, serta pemerintah daerah. Dengan dukungan luas, Ekosistem Ekonomi Syariah diharapkan dapat menjadi pilar utama menuju Gorontalo yang lebih maju dan sejahtera.(rls/luk)