Gorontalo, mimoza.tv – Untuk meningkatkan peran pengusaha muda dala optimalisasi potensi ekonomi di era new normal ini, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Gorontalo mengadakan pendidikan dan pelatihan Tingkat Cabang (DIKLATCAB) yang di gelar di salah satu hotel di Gorontalo, Senin (26/4/2021).
Ketua Umum BPD HIPMI Gorontalo, Rio Nurdin, dalam sambutannya mengatakan, berbicara soal optimalisasi potensi ekonomi di era new normal ini tidak lepas dari pandemic corona yang sudah dua tahun menimpa seluruh penjuru dunia.
“Covid ini menghancurkan segala lini. Termasuk juga merusak usaha-usaha kita. Banyak teman-teman kita yang tidak bisa berjalan dengan normal karena Covid-19 ini. Tahun pertama dampaknya luar biasa. Di tahun ke dua ini kita berharap Insya Allah perlahan-lahan pulih,” ucap Rio.
Rio berharap. dengan adanya campur tangan dari beberapa pihak, seperti dari perbankan dalam hal restukturisasi- restukturisasi kredit yang bisa meringankan beban para pengusaha.
“Namun ada satu hal yang tidak bisa hilang dari jiwa kita adalah, sebagai pengusaha itu jiwa pejuangnya, yang tidak bisa kalah dengan Covid-19,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama juga, Ketua Umum HIPMI Cabang Kota Gorontalo,Hamzah Muslimin mengatakan, sebenarnya kegiatan Diklatcab tersebut mendapat tanggapan positif dari seluruh anggota HPMI. Namun saja dengan situasi yang tidak memungkinkan karena pandemi corona ini, sehingga undangannya dimaksimalkan.
“Peserta yang ada saat ini jumlahnya sekitar 100 orang. Dari angka tersebut, ternyata banyak juga yang ingin ikut. Barangkali ini yang akan kita laksanakan di tahap-tahap berikutnya, sambil melihat situasinya seperti apa,” ucap Hamzah.
Kegiatan Diklatcab itu lanjut dia, turut mengadirkan pembicara-pembicara, seperti dari pihak Bank Indonesia, serta dari luar daerah.
“Rekan-rekan peserta bisa menyimak dengan baik bagaimana caranya di kondisi sekarang saat pandemi ini, sekaligus bertanya, barang kali ada jurus-jurus lain yang bisa digunakan kalangan pengusaha, selain jurus bertahan yang selama ini digunakan,” imbuhnya.
Apalagi sekarang ini sambung dia, merupakan momentum bulan puasa.
”Memang kalau bulan puasa itu disitulah titik biaya operasional pengusaha yang membengkak. Karena disitu ada THR. Pasti itu dua kali lipat. Sementara kondisi sekarang ini kita dibatasi akibat pandemi. Ini barangkali masukan kepada pemerintah, bagaimana solusinya,” pungkasnya.
Turut hadir dan membuka kegiatan tersebut, Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan F Kono, Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia, serta undangan dan narasumber lainnya.(luk)