Gorontalo, Mimoza.tv – Grand Q Hotel Gorontalo mengklaim telah berkontribusi sebesar Rp13 miliar terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Gorontalo sepanjang tahun 2024. Kontribusi ini berupa belanja kebutuhan hotel seperti beras, ikan, daging, serta sayur-mayur yang semuanya dipasok dari pelaku usaha lokal.
Direktur Operasional Grand Q Hotel, Rima Fazriah Usman, mengungkapkan bahwa hotelnya secara rutin membeli bahan baku dari pedagang lokal untuk memenuhi kebutuhan operasional. “Hampir setiap hari ada acara atau event di hotel kami, sehingga bahan-bahan yang diperlukan selalu kami beli dari UMKM setempat, seperti di pasar dan pelelangan. Perputaran ekonomi yang terjadi di sepanjang tahun 2024 ini mencapai sekitar Rp13 miliar,” ujar Rima dalam wawancara, Selasa (18/2/2025).
Ia menekankan bahwa industri perhotelan memiliki keterkaitan erat dengan sektor-sektor pendukung yang menopang operasionalnya. Jika industri perhotelan mengalami penurunan, maka dampaknya akan langsung dirasakan oleh sektor-sektor penunjang seperti pemasok makanan dan minuman.
“Hotel sangat bergantung pada pemasok lokal untuk kebutuhan operasionalnya. Jika hotel sepi, maka pelaku usaha seperti petani, nelayan, hingga pedagang di pasar ikut terkena dampaknya. Ini adalah efek domino yang harus diperhitungkan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Rimah menyoroti bahwa efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah tidak sesederhana sekadar memangkas kegiatan rapat atau perjalanan dinas. Menurutnya, yang perlu diperbaiki adalah sistem evaluasi dan kontrol agar anggaran tetap termanfaatkan secara optimal tanpa mengorbankan sektor ekonomi yang lebih luas.
“Bukan sekadar tidak boleh ada rapat atau kegiatan seremonial, tapi yang lebih penting adalah bagaimana pengawasan anggaran diperketat agar tidak terjadi kebocoran. Hotel memiliki karyawan yang bergantung pada industri ini untuk menghidupi keluarganya. Selain itu, hotel juga berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Gorontalo, karena belanja operasional kami dilakukan di pasar dan toko-toko kecil di daerah ini,” tegas Rima.
Umumnya kata dia pendapatan hotel di Gorontalo itu terbesar dari kegiatan-kegiatan pemerintaha. Sebab sektor lain seperti pariwisata tidak seperti di daerah lainnya.
“Kita juga bukan daerah seperti di Jawa yang jadi tempat tujuan semua orang. Jadi government spending menjadi sumber utama penghasilan kita. Jadi kalau ada kebijakan apa-apa dari pemerintah, industry hotel lah yang akan terkena dampaknya duluan” tandasnya.
Sebelumnya, Grand Q Hotel Gorontalo menjadi salah satu sektor yang terdampak oleh Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran. Kebijakan ini mewajibkan pemerintah daerah untuk membatasi belanja kegiatan seremonial, kajian, studi banding, publikasi, seminar, serta memangkas belanja perjalanan dinas hingga 50 persen.
Penulis: Lukman