Gorontalo, mimoza.tv – Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest memenuhi pangilan polisi terkait laporannya terhadap Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menggunggah lagu potong bebek angsa, yang disisipi kalimat tentang “PKI.” Dalam pemeriksaannya tersebut, Ernest diminta menjelaskan secara detail video yang diunggah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu di akun Twitternya.
Setelah melaporkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon pada 25 September ke polisi terkait unggahan video potong bebek angsa yang diubah dan disisipi kalimat “PKI,” politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest hari Jumat (12/10) memenuhi pangilan polisi atas laporannya tersebut.
Video yang diunggah Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) memperlihatkan tiga orang laki-laki dan enam orang perempuan menari dengan mengenakan topeng pinguin. Mereka menari diiringi lagu “Potong Bebek Angsa” yang diubah liriknya menjadi sarat politik. Secara keseluruhan, lirik lagu itu menyindir pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dilansir dari VOA, hingga saat ini laporan Ernest masih dalam tahap penyelidikan. Penyidik tambahnya masih mendalami apakah video yang diunggah Fadli Zon ada unsur pidana atau tidak. Ia berharap polisi bekerja secara profesional.
“Menurut saya unggahan video potong bebek angsa PKI tersebut telah merugikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Joko Widodo-Ma’ruf Amin karena jelas menyerang pasangan tersebut dengan isu PKI. Bukan hanya Jokowi-Ma’ruf, saya menilai korban lain yang dirugikan oleh unggahan Fadli Zon tersebut adalah masyarakat karena berpotensi memecah belah masyarakat,” tutur Ernest.
Lanjut dia, misalnya mengkritik yang sekarang tidak baik, bla bla, dikatakan gagal, tak masalah.Namun jika tiba-tiba musuh memecah belah itu yang akan di lawan.
“Tetapi kalau sekedar mengkritik, ini tidak bagus itu wajar itulah demokrasi. Tapi kalau sudah ada fitnah-fitnah, hoak yang berpotensi pecah belah, bikin onar kita laporkan,” tegasnya.
Menurutnya jika Fadli Zon melaporkan balik dirinya ke polisi, itu merupakan hak yang bersangkutan.
“Beliau wakil ketua DPR, wakil ketua umum tentu sedikit banyak terganggu dengan hal ini . Kalau beliau mau melaporkan saya, saya sampaikan silahkan saja. Tetapi saya sampaikan ke teman-teman pers, harga menjaga demokrasi Indonesia sehat itu mahal. Kita jangan takut,” kata Rian.
PSI adalah bagian dari koalisi partai pendukung pasangan calon presiden petahan Joko Widodo dan calon wakil presiden Ma’ruf Amin.
Sebelumnya Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyebut unggahannya merupakan bentuk kreativitas dan tidak bisa diperkarakan secara hukum.
“Kreativitas itu tidak bisa dihakimi seperti itu, apalagi ini masalah yang sederhana. Di masa pemerintahan yang lalu saja, Pak SBY, Pak Butet dan banyak seniman melakukan hal yang sama dan bahkan lebih tajam tapi juga tidak apa-apa. Itulah demokrasi,” jelasnya..
Fadli menegaskan bahwa bukan dirinya yang membuat video dan ia hanya mengunggahnya di akun Twitternya. (fw/em/luk)