Gorontalo, mimoza.tv – Komitmen Bank Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong kemandirian ekonomi lokal kembali ditunjukkan melalui pelatihan bertema Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman serta Pertanian Organik Tahap I Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 15–16 Mei 2025, di lahan penggilingan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mawar Jaya Lestari, Desa Iloheluma, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango.
Pelatihan ini tak hanya menyasar petani binaan Bank Indonesia, tetapi juga menjangkau klaster potensial binaan pemerintah daerah dan unit usaha pertanian dari pondok pesantren mitra Bank Indonesia. Tujuannya jelas—meningkatkan kapasitas petani dalam menghadapi tantangan klasik dunia pertanian seperti serangan hama, penyakit tanaman, dan penurunan kesuburan tanah akibat ketergantungan pada pupuk kimia.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Ciptoning Suryo Condro, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi menyeluruh dalam membangun ketangguhan pertanian daerah. “Kami ingin petani tidak lagi sekadar bertahan, tetapi mampu berinovasi dan berkembang. Pelatihan ini diharapkan memberikan solusi konkret yang dapat langsung diterapkan di lapangan,” ujarnya.
Sebagai penguat materi, Bank Indonesia menghadirkan dua praktisi berpengalaman dari Yayasan Anugerah Bangsa, yakni Mamik Arifin dan Setyo Budiyono. Keduanya dikenal luas dalam dunia pertanian organik dan pernah membawa Gapoktan Lamuta III meraih prestasi di Championship Klaster tahun 2021. Kehadiran mereka diharapkan bisa menjadi pemantik lahirnya petani-petani tangguh yang mampu menerapkan teknik pertanian ramah lingkungan secara konsisten.
Lebih dari sekadar transfer ilmu, pelatihan ini menjadi ruang temu bagi para petani, pemangku kepentingan pemerintah daerah, hingga pelaku usaha untuk membangun kolaborasi. Semangat yang dibawa Bank Indonesia adalah membentuk ekosistem pertanian yang tidak hanya produktif, tapi juga berkelanjutan dan berdaya saing.
Bank Indonesia percaya bahwa sektor pertanian memiliki potensi besar sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Melalui pendekatan pertanian yang modern, inklusif, dan berbasis prinsip halal dan ramah lingkungan, pertanian Gorontalo bisa menjadi pilar penting dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
Dengan inisiatif ini, benih perubahan telah ditanam. Tinggal menanti sinergi dan konsistensi agar panennya kelak tidak hanya menyejahterakan petani, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi Gorontalo secara menyeluruh. (rls/luk)