Gorontalo, mimoza.tv – Konflik bersenjata antara Iran dan Israel kembali memanas. Pada Jumat (13/6/2025), Iran meluncurkan lebih dari 100 unit drone militer, salah satunya adalah tipe Shahed-136 ke wilayah Israel. Serangan ini merupakan respons atas gempuran udara Israel yang sebelumnya menghantam beberapa lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklirnya.
Duta Besar Iran untuk PBB dalam keterangan resminya menyebutkan, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai lebih dari 320 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pun angkat bicara. Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, ia menegaskan bahwa Israel akan menanggung konsekuensi berat.
“Kami tidak akan membiarkan mereka lolos dari kejahatan besar yang telah mereka lakukan,” tegas Khamenei, dikutip dari kantor berita Associated Press (AP).
Serangan balasan Iran dengan drone bunuh diri ini bukan hanya bentuk pembalasan, tapi juga simbol peningkatan eskalasi dalam konflik kedua negara yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
🛡️ Mengenal Drone Shahed-136: Senjata Murah, Efek Maksimal
Drone Shahed-136 merupakan drone jenis kamikaze buatan Iran. Drone ini dirancang untuk menghantam target secara langsung, meledakkan dirinya bersama hulu ledak yang dibawanya. Spesifikasi teknisnya:
Panjang: ± 3,5 meter
Lebar sayap: ± 2,5 meter
Kecepatan jelajah: 180 km/jam
Jangkauan terbang: Hingga 2.500 km
Hulu ledak: 30–50 kg bahan peledak
Harga per unit: Diperkirakan antara $20.000 – $50.000
Desainnya yang sederhana namun efektif membuat Shahed-136 sangat cocok digunakan dalam strategi serangan massal (swarm attack), terutama dalam menghadapi musuh dengan pertahanan udara canggih.
💥 Serangan 13 Juni 2025: Ketika 100 Drone Mengudara Menuju Israel
Serangan balasan Iran ke Israel pada 13 Juni 2025 menandai penggunaan terbesar Shahed-136 di luar medan perang Ukraina. Meski sebagian drone berhasil dicegat sistem pertahanan udara Israel seperti Iron Dome dan David’s Sling, beberapa berhasil mencapai target dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur vital di wilayah Israel utara.
Menurut laporan dari Times of India dan The Guardian, serangan itu mengakibatkan gangguan besar pada sistem komunikasi dan listrik di beberapa kota besar, serta memicu kecemasan publik atas kemungkinan serangan lanjutan.
🔍 Shahed-136 vs Drone Sejenis: Murah Tapi Mematikan
Drone | Negara | Jangkauan | Keunggulan | Harga Per Unit |
Shahed-136 | Iran | 2.500 km | Murah, serangan massal | $20.000–$50.000 |
Switchblade 300/600 | AS | 10–40 km | Presisi tinggi, kendali langsung | $6.000 (300), $70.000+ (600) |
ZALA Lancet | Rusia | 40–70 km | Kamera EO/IR, akurasi tinggi | $35.000–$50.000 |
Harop | Israel | ±1.000 km | Sensor AI, pengenalan target otomatis | > $100.000 |
✅ Kelebihan & ❌ Kekurangan Shahed-136
✅ Kelebihan:
Murah dan efisien: Cocok untuk strategi serangan volume tinggi.
Jangkauan jauh: Bisa diluncurkan dari luar zona konflik langsung.
Sulit dibendung jika diluncurkan massal.
❌ Kekurangan:
Lambat dan bising: Mudah terdeteksi dan dicegat secara individu.
Minim presisi: Tidak dibekali kamera atau pengendali real-time.
Tidak fleksibel: Tidak bisa diarahkan ulang setelah peluncuran.
🌐 Dampak Strategis dan Geopolitik
Penggunaan Shahed-136 dalam serangan ini menunjukkan bagaimana negara seperti Iran bisa mengimbangi kekuatan militer modern dengan strategi biaya rendah dan efisiensi tinggi. Meski tak dilengkapi teknologi mutakhir, Shahed-136 mampu menciptakan ketakutan, disrupsi, dan kerusakan nyata di lapangan.
Konflik terbaru ini menegaskan bahwa perang masa depan tidak selalu dimenangkan oleh teknologi tercanggih, tapi oleh strategi yang cerdas — dan kadang, murah.
Sumber:
The Guardian – Serangan Udara Iran-Israel
Times of India – Konflik Iran-Israel Memanas
AP News (Associated Press)
Penulis: Lukman.